Cikahuripan, Green Canyon Mini

Bila ada aliran sungai yang diapit dinding-dinding tebing batu besar-besar, hampir semua orang membayangkan Grand Canyon, sebuah panorama mengesankan di Colorado, Amerika Serikat. Walaupun tak sebesar Grand Canyon, di berbagai daerah ada sejumlah bentang alam yang mirip. Di Pangandaran terkenal Cukang Taneuh alias Green Canyon. Di daerah sekitar Saguling, darai Daerah Aliran Sungai Citarum purba ada lokasi yang mirip, walaupun kecil. Makanya ada yang menyebut Green Canyon mini. Namanya Cikahuripan. Dalam bahasa Sunda, artinya “air kehidupan”. 

Cikahuripan adalah cekungan aliran sungai yang merupakan bagian dari Sungai Citarum Purba. Bila menyusuri jalanan berbatu aliran Sungai Citarum, Cikahuripan mirip mulut gua. Para pengunjung memasuki mulut gua di bawah tanah. Di situlah aliran sungai Citarum jatuh yang membentuk air terjun kecil-kecil. Air tersebut terbendung di antara tebing-tebing bebatuan purba. Bila airnya penuh seperti di musim hujan akan membentuk kolam. Dan bila jernih, warna airnya tampak kehijau-kehijauan. Tetapi di musim kemarau, air akan surut. Hanya sedikit cekungan yang terisi air. 

Perjalanan bakal menyenangkan karena melewati aliran sungai bebatuan ditingkahi gemerincik suara air yang jernih, melintasi pematang sawah, kebun palawija dan pisang, dan seringkali mendengar suara satwa seperti burung dan monyet ekor panjang (macaca fascicularis)

Pengelolaan Cikahuripan belum lama. Baru sekitar dua-tiga tahun dikelola oleh aparat desa. Baliho penunjuk arah lokasi pun terdapat di pinggir jalan di sekitar daerah Saleos. Jadi, masih sederhana. Tetapi justru asyik untuk trekking. Masih alami. Letaknya dari jalan raya Rajamandala-Cipongkor cuma berjarak sekitar 1 kilometer.

Aliran Sungai Citarum menuju ceruk Cikahuripan

Dari lokasi parkir di kebun jati, saatnya memulai trekking. Perjalanan bakal menyenangkan karena melewati aliran sungai bebatuan ditingkahi gemerincik suara air yang jernih, melintasi pematang sawah, kebun palawija dan pisang, dan seringkali mendengar suara satwa seperti burung dan monyet ekor panjang (macaca fascicularis). Apalagi pepohonan di hutan kawasan Citarum itu besar-besar. Suasananya alami dan menyegarkan akan makin mengasyikkan. Begitu sampai di lokasi, Anda puas memandangi bebatuan purba. Cocok untuk berfoto, selfi atau beramai-ramai. Kabarnya lokasi itu pernah digunakan lokasi syuting film laga Wiro Sableng.