Sengon, Sang Primadona

Pada masanya pohon sengon (Albizia chinensis) atau biasa dikenal dengan nama albasia atau jengjen atau juga jeungjing pernah menjadi primadona. Tak lain karena mempunyai nilai ekonomi yang menguntungkan. Pohon sengon memang cepat ditanam dan cepat pula dipanen.  Sekitar 4-5 tahun saja, pohon sengon sudah bisa dipanen. Batangnya sudah cukup besar. Tak perlu menunggu lama seperti pohon jati yang memakan waktu tanam belasan hingga puluhan tahun. 

Tetapi tentu saja butuh perawatan yang telaten khususnya antara 1-3 tahun. Misalnya pemangkasan dahan-dahannya agar batang tetap lurus menjulang ke angkasa. Pohon sengon bisa setinggi hingga 45 meter. Jika sudah saatnya panen jangan dibiarkan lama-lama karena bisa tumbang terkena angin atau batangnya rusak dimakan hama. 

Karena  menjadi ladang usaha yang menjanjikan, maka budi daya sengon terjadi di mana-mana. Banyak yang latah. Beberapa tahun lalu, sengon termasuk investasi yang menggiurkan banyak orang. Tidak butuh waktu lama, sudah balik modal sekaligus dengan keuntungannya. Harganya termasuk bersaing dan menjanjikan (lihat daftar harga). Jadi, sengon termasuk jenis investasi yang diburu banyak orang karena cepat dinikmati hasilnya. Permintaan kayu sengon per tahun diperkirakan 300.000 m3. 

Soalnya kayu sengon termasuk multifungsi. Maksudnya banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bisa untuk furniture, petikemas, keperluan cor, untuk industri pulp dan paper. Kayu sengon bagus untuk bahan industri veneer dan kayu lapis. Tak heran, sengon menjadi primadona.

www.harga.top
www.harga.top

Di Mata Angin Saguling pohon-pohon sengon  ini juga berdiri tegak. Sengon paling mendominasi di antara pepohonan lain seperti akasia, bambu, afrika, nangka, dll. Ukuran diameternya macam-macam, mulai baru tumbuh hingga kira-kira berdiameter 30-an cm.(*)